Indonesia punya banyak sekali alat musik tradisional yang unik dan beragam. Salah satu yang paling menonjol karena bentuk dan suaranya yang khas adalah alat musik sasando. Alat musik ini berasal dari daerah Nusa Tenggara Timur (NTT), tepatnya dari Pulau Rote. Suara yang dihasilkan oleh sasando sering dibandingkan dengan harpa karena melodi yang lembut dan bergetar indah di telinga.
Bagi masyarakat NTT, sasando bukan hanya sekadar alat musik. Ia menjadi simbol budaya, kebanggaan, dan warisan leluhur yang terus dijaga hingga hari ini. Di tengah gempuran musik modern, sasando tetap eksis dan bahkan mulai mendunia lewat pertunjukan internasional dan festival budaya. Di artikel ini, kita akan mengulas lengkap mulai dari sejarah, jenis, cara memainkan, hingga fakta menarik tentang sasando.
Sejarah dan Asal Usul Sasando
Sebelum kita membahas cara memainkannya, penting untuk mengenal sejarah dari alat musik sasando berasal dari daerah mana dan bagaimana asal usulnya. Sasando dipercaya sudah ada sejak abad ke-7 dan digunakan dalam berbagai upacara adat masyarakat Pulau Rote.
Menurut legenda, alat musik ini pertama kali ditemukan oleh seorang pemuda bernama Sangguana. Ia bermimpi melihat alat musik berbentuk unik yang kemudian coba ia buat setelah terbangun. Sasando berasal dari kata dalam bahasa Rote “sasandu” yang berarti “bergetar” atau “bergetar dan berbunyi”. Nama ini sangat sesuai dengan karakteristik alat musik ini yang memang mengandalkan getaran senar untuk menghasilkan suara.
Bentuk Fisik dan Material Pembuat Sasando
Bentuk sasando sangat unik dan berbeda dari alat musik lainnya. Sasando terbuat dari tabung bambu sebagai inti utamanya, dikelilingi oleh dawai-dawai yang dipasang melengkung dari atas ke bawah. Untuk resonansi suaranya, sasando menggunakan daun lontar yang disusun mengelilingi bambu seperti kipas.
Jumlah senar sasando bisa bervariasi, mulai dari 28 hingga 56 dawai tergantung jenisnya. Makin banyak senarnya, makin kompleks dan luas jangkauan nada yang bisa dihasilkan. Alat ini dibuat sepenuhnya dari bahan alami, dan proses pembuatannya pun masih menggunakan teknik tradisional yang diwariskan turun-temurun.
Jenis-Jenis Sasando
Dalam perkembangannya, alat musik sasando dari Pulau Rote ini terbagi menjadi dua jenis utama: sasando gong dan sasando biola. Perbedaan keduanya terletak pada jenis musik yang dihasilkan dan jumlah senar.
- Sasando Gong: Menggunakan 28 senar dan biasanya dimainkan untuk iringan lagu tradisional atau tarian adat.
- Sasando Biola: Menggunakan hingga 56 senar dan memiliki jangkauan nada yang lebih luas, cocok untuk musik modern atau kontemporer.
Keduanya dimainkan dengan cara yang sama, namun menghasilkan nuansa musik yang berbeda sesuai kebutuhan acara atau pertunjukan.
Cara Memainkan Alat Musik Sasando
Kalau kamu penasaran alat musik sasando dimainkan dengan cara apa, jawabannya cukup menarik. Sasando dimainkan dengan cara dipetik menggunakan jari-jari tangan. Pemain sasando akan duduk di depan alat ini, kemudian kedua tangannya akan bergerak di antara senar untuk menciptakan irama.
Teknik petikannya mirip dengan harpa atau kecapi, namun posisi senar melengkung di sekitar tabung bambu membuat pengalaman bermainnya sangat berbeda. Dibutuhkan keterampilan dan kepekaan jari yang tinggi karena nada-nadanya tidak diberi tanda seperti pada piano atau gitar.
Tangga Nada dalam Sasando
Salah satu hal menarik lainnya adalah alat musik sasando menggunakan tangga nada diatonik dan pentatonik, tergantung dari jenis dan setting alatnya. Pemain profesional biasanya bisa menyesuaikan tuning sasando sesuai kebutuhan lagu atau genre musik yang dimainkan.
Ini membuat sasando fleksibel, bisa dimainkan untuk lagu tradisional sampai pop modern. Bahkan, beberapa musisi Indonesia sudah mengaransemen lagu pop terkenal menggunakan sasando dan hasilnya terdengar sangat unik dan magis.
Sasando dalam Kehidupan Masyarakat Rote dan Indonesia
Di Pulau Rote, sasando bukan cuma alat musik, tapi bagian dari kehidupan sehari-hari. Ia hadir dalam pesta adat, upacara pernikahan, syukuran panen, hingga penyambutan tamu penting. Generasi muda pun diajarkan bermain sasando sebagai bentuk pelestarian budaya.
Pemerintah daerah bahkan menjadikan sasando sebagai ikon promosi pariwisata. Banyak turis lokal dan asing datang ke Rote untuk melihat langsung proses pembuatan hingga pertunjukan musik sasando secara live.
Modernisasi Sasando: Elektrik dan Digital
Dengan perkembangan teknologi, kini sudah ada versi elektrik dari sasando. Bentuknya tetap sama, namun suara dihasilkan melalui amplifier. Sasando elektrik ini banyak digunakan dalam konser skala besar atau pertunjukan lintas genre musik.
Ada pula aplikasi dan software yang mencoba mensimulasikan suara sasando secara digital. Walau belum bisa menandingi suara aslinya, upaya ini tetap penting sebagai bentuk adaptasi budaya tradisional ke ranah digital.
Pelestarian dan Tantangan Ke Depan
Pelestarian sasando menghadapi tantangan besar di era globalisasi. Minat generasi muda terhadap musik modern sering kali membuat alat musik seperti ini terpinggirkan. Namun, upaya pelestarian terus dilakukan lewat:
- Festival budaya
- Kelas musik tradisional di sekolah
- Program pemerintah dan komunitas lokal
- Promosi digital lewat YouTube dan media sosial
Semakin banyak anak muda mengenal dan mencintai sasando, semakin besar peluang alat musik ini terus hidup dan mendunia.
Dari bentuknya yang unik, bunyinya yang lembut, hingga sejarahnya yang kaya, alat musik sasando adalah salah satu harta budaya Indonesia yang patut dibanggakan. Alat ini tidak hanya menjadi pengiring acara adat, tapi juga berkembang jadi media ekspresi seni yang bisa dinikmati berbagai kalangan.
Dengan semakin banyaknya upaya pelestarian dan modernisasi, kita berharap sasando tetap dimainkan, diajarkan, dan dikenalkan ke generasi berikutnya. Mari kita dukung bersama pelestarian alat musik tradisional agar tidak punah ditelan zaman.
FAQ
Alat musik sasando berasal dari daerah mana?
Sasando berasal dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, Indonesia.
Bagaimana cara memainkan sasando?
Sasando dimainkan dengan cara dipetik menggunakan jari-jari tangan.
Apakah sasando menggunakan tangga nada khusus?
Ya, sasando bisa disetel dengan tangga nada diatonik atau pentatonik.
Berapa jumlah senar dalam sasando?
Tergantung jenisnya, antara 28 hingga 56 senar.
Apakah ada versi modern dari sasando?
Ya, kini tersedia sasando elektrik yang bisa dimainkan melalui amplifier.